a.
Letak Geografis
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah dengan
daerah pusatnya disebut Bhumi Mataram. Daerah tersebut dikelilingi oleh
pegunungan dan gunung-gunung, seperti Pegunungan Serayu, Gunung Prau, Gunung
Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Ungaran, Gunung Merbabu, Gunung Kidul, Gunung
Merapi, Pegunangan Kendang, Gunung Lawu, Gunung Sewu. Daerah itujuga dialiri
banyak sungai, di antaranya Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo, dan
yang terbesar adalah Sungai Bengawan Solo.
Wilayah tersebut merupakan daerah tertutup, namun
subur. Kesuburan tanah itu memudahkan pertambahan penduduk, sehingga peranan
dan kekuatan masyarakat di daerah itu cukup besar dan merupakan kekuatan utama
bagi negara.
Sebelah selatan Bhumi Mataram adalah Lautan
Indonesia, tetapi lautan itu sulit untuk dilayari. Sedangkan pelayaran dan
perdagangan lebih banyak dilakukan melalui pantai utara Pulau Jawa, yang agak
jauh dari Bhumi Mataram.
b.
Proses Berdirinya
c. Sumber Sejarah
1. Sumber sejarah Mataram Hindu (8-10 M) Dynasti Sanjaya
1. Sumber sejarah Mataram Hindu (8-10 M) Dynasti Sanjaya
a)
Prasasti Canggal (732 M)
Pendiri sebuah Lingga di desa Kunjarakunja oleh Raden Sanjaya yang kaya padi dan emas mula-mula diperintah oleh Raja Sanna dan digantikan Sanjaya.
Pendiri sebuah Lingga di desa Kunjarakunja oleh Raden Sanjaya yang kaya padi dan emas mula-mula diperintah oleh Raja Sanna dan digantikan Sanjaya.
b)
Prasasti Balitung
(907 M)
Pemberian hadiah tanah kepada lima orang patih di Mantyasih yang telah berjasa terhadap kerajaan.
Pemberian hadiah tanah kepada lima orang patih di Mantyasih yang telah berjasa terhadap kerajaan.
2. Sumber sejarah Mataram Budha (8-9
M) Dynasti Syailendra
a)
Prasasti Kalasan (778)
Pembuatan bangunan suci bagi Dewi Tara (istri Budha) dan sebuah biara untuk para pendeta dalam kerajaan keluarga syailendra oleh Maharaja Tejahpurnama Panangkaran atas bujukan para guru sang raja Syailendra. Kemudian Panangkaran menghadiahkan Desa Kalasan kepada Sangga Budha.
Pembuatan bangunan suci bagi Dewi Tara (istri Budha) dan sebuah biara untuk para pendeta dalam kerajaan keluarga syailendra oleh Maharaja Tejahpurnama Panangkaran atas bujukan para guru sang raja Syailendra. Kemudian Panangkaran menghadiahkan Desa Kalasan kepada Sangga Budha.
b)
Prasasti Kelurak (782
M)
Pembuatan arca Manjusri yang merupakan perwujudan sang Budha, Dharma dan Sangga yang setara dengan Brahma, Wisnu, dan Siwa Raja yang memerintah saat itu bernama Indra.
Pembuatan arca Manjusri yang merupakan perwujudan sang Budha, Dharma dan Sangga yang setara dengan Brahma, Wisnu, dan Siwa Raja yang memerintah saat itu bernama Indra.
c)
Prasasti Ratu Boko
(856 M)
Menceritakan kekalahan Balaputradewa yang kemudian melarikan diri ke Sriwijaya (menjadi raja) dalam perang saudara melawan kakaknya yaitu Pramodawardhani yang sudah menikah dengan Rakai Pikatan.
Menceritakan kekalahan Balaputradewa yang kemudian melarikan diri ke Sriwijaya (menjadi raja) dalam perang saudara melawan kakaknya yaitu Pramodawardhani yang sudah menikah dengan Rakai Pikatan.
d)
Prasasti Nalanda (860 M)
Asal-usul raja Balaputradewa sebagai putra dari raja Samaratungga dan cucu dari raja Indra ( dinasti Syailendra di Jawa Tengah
Asal-usul raja Balaputradewa sebagai putra dari raja Samaratungga dan cucu dari raja Indra ( dinasti Syailendra di Jawa Tengah
e)
Prasasti Ligor (860)
Dibuat oleh raja Balaputradewa yang mengaku sebagai cucu raja Jawa dari wangsa Syailendra dengan gelar Sri Wiramairinmathana.
Dibuat oleh raja Balaputradewa yang mengaku sebagai cucu raja Jawa dari wangsa Syailendra dengan gelar Sri Wiramairinmathana.
d.
Kehidupan sosial budaya
Pada zaman Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Untuk menjaga keamanan terdapat berbagai peraturan yang harus ditaati oleh semua orang (pegawai maupun rakyat). Hal ini berarti menunjukkan bahwa masyarakat Mataram hidupnya sudah teratur. Kehidupan sosial masyarakat tersebut tidak jauh berbeda antara kerajaan dinasti Sanjaya maupun dinasti Syailendra. Keturunan raja Sanjaya yang beragama hindu mendirikan candi-candi di Jawa Tengah utara seperti candi di dataran tinggi Dieng yang dibangun antara 778-850 M, candi prambanan/ Loro Jonggrang (yang dibangun oleh Rakai Pikatan dan diteruskan oleh penggantinya dan selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa 915 M), candi Sambisari, candi Ratu Baka dan lain-lain. Sedang pada dinasti Syailendra yang be
Pada zaman Mataram, hubungan antara kalangan istana dan desa-desa cukup erat. Untuk menjaga keamanan terdapat berbagai peraturan yang harus ditaati oleh semua orang (pegawai maupun rakyat). Hal ini berarti menunjukkan bahwa masyarakat Mataram hidupnya sudah teratur. Kehidupan sosial masyarakat tersebut tidak jauh berbeda antara kerajaan dinasti Sanjaya maupun dinasti Syailendra. Keturunan raja Sanjaya yang beragama hindu mendirikan candi-candi di Jawa Tengah utara seperti candi di dataran tinggi Dieng yang dibangun antara 778-850 M, candi prambanan/ Loro Jonggrang (yang dibangun oleh Rakai Pikatan dan diteruskan oleh penggantinya dan selesai pada masa pemerintahan Raja Daksa 915 M), candi Sambisari, candi Ratu Baka dan lain-lain. Sedang pada dinasti Syailendra yang be
e.
Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonominya bersumber pada usaha pertanian. Hal ini dapat dibuktikan adanya pemberian tanah kepada para Sanggha didaerah kalasan dari pembebasan pajak patapanpupalar di Muntilan. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, perdagangan mulai berkembang dalam prasasti Purworejo (900 M), raja memerintah pusat-pusat perdagangan. Untuk keadaan perekonomian dinasti Syailendra tidak diketahiu dengan pasti mungkin juga tidak jauh berbeda dengan dinasti Sanjaya.
Kehidupan ekonominya bersumber pada usaha pertanian. Hal ini dapat dibuktikan adanya pemberian tanah kepada para Sanggha didaerah kalasan dari pembebasan pajak patapanpupalar di Muntilan. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, perdagangan mulai berkembang dalam prasasti Purworejo (900 M), raja memerintah pusat-pusat perdagangan. Untuk keadaan perekonomian dinasti Syailendra tidak diketahiu dengan pasti mungkin juga tidak jauh berbeda dengan dinasti Sanjaya.
f.
Agama
Agama budha beraliran siwa
g.
Raja-Raja di
Kerajaan Mataram Kuno
- Sri Maharaja Rakai Mataram sang Ratu Sanjaya
- Sri Maharaja Rakai Panangkaaran
- Sri Maharaja Rakai Panunggalan
- Sri Maharaja Rakai Warak
- Sri Maharaja Rakai Garung
- Sri Maharaja Rakai Pikatan
- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
- Sri Maharaja Rakai Watuhura Dyah Balitung
- Sri Maharaja Rakai Mataram sang Ratu Sanjaya
- Sri Maharaja Rakai Panangkaaran
- Sri Maharaja Rakai Panunggalan
- Sri Maharaja Rakai Warak
- Sri Maharaja Rakai Garung
- Sri Maharaja Rakai Pikatan
- Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
- Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
- Sri Maharaja Rakai Watuhura Dyah Balitung
h.
Akhir
Kerajaan Mataram Kuno
kerajaan hindu
mataram kuno hancur atau hilang dari peradaban kerajaan-kerajaan hindu di
Indonesia. Kehancuran tersebut banyak diyakini akibat letusan dahsyat Gunung
Merapi pada tahun 1006 Masehi yang bersifat eksplosif (Ledakan besar/Plinian) sehingga mampu
menghancurkan kerajaan Mataram Hindu Kuno. letusan tersebut juga mampu
melongsorkan tubuh Merapi sehingga sebagian tubuh Merapi tersebut lengser dan
membentuk perbukitan Gendol/gunung Gendol atau Bukit Wukir. Sehingga mengubur
candi-candi yang ada disekitar Merapi. Hal ini dikemukakan oleh seorang
Geologiwan ternama R. W. Van Bemmelen (1949).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar